MargoyosoUpdate.com - Kabarnya bahwa Hary Tanoesoedibjo ingin membeli dua stasiun televisi milik Aburizal Bakrie kembali santer terdengar.
Kali ini disertai dengan data penawar lain yaitu CT Group dan SCTV.
Berita terakhir menyebutkan bahwa dua stasiun televisi yang bergabung
dalam PT Visi Media Asia (VIVA) dilego hingga USD 2 miliar.
Namun, baik pihak MNC dan Bakrie belum mau berkomentar mengenai hal itu.
Lalu, apa saja perkiraan keuntungan dan kerugian Hary Tanoe menguasai dua media milik Bakrie tersebut?
1. Variasi media Hary Tanoe semakin banyak
Akuisisi media berbasis berita memang akan menguntungkan
dari pihak Hary Tanoe. Saat ini, MNC hanya memiliki MNC News untuk
stasiun televisi yang berkonsentrasi di berita.
Sayangnya, MNC News hanya terbatas untuk layanan TV kabel. Menurut
analis dari First Asia Capital David Sutyanto, hal tersebut bisa
mendukung bisnis penyiaran MNC di sektor non TV kabel.
"Dia kan belum punya TV berita khusus untuk non TV kabel. Jadi ini menguntungkan," ujar dia.
2. Cengkeraman Hary Tanoe di media semakin kuat
Jika akuisisi tersebut benar-benar terjadi, maka aksi
ekspansi Hary Tanoe telah sukses. Padahal akhir tahun lalu Hary Tanoe
baru saja mengakuisisi Bakrie Toll Road serta aset Bakrie di Lido, Jawa
Barat dengan nilai transaksi Rp 2 triliun.
Di sisi lain, MNC memang akan fokus mengembangkan bisnis medianya.
Jadi, jika dua stasiun televisi andalan Bakrie itu dibeli, maka
cengkeraman Hary Tanoe di bisnis media semakin kuat.
3. Harga antv-tvOne terlalu mahal
Patokan harga penjualan PT Visi Media Asia (VIVA) dinilai
terlalu mahal. Pasalnya, dengan harga saham saat ini yaitu Rp 600 per
lembar saham, harusnya hanya laku Rp 1,2 triliun saja.
Bakrie disebut-sebut bakal melego VIVA pada kisaran harga USD 1,2
miliar (Rp 11,5 triliun) hingga USD 2 miliar (Rp 19,28 triliun).
Analis pasar saham dari First Asia Capital, David Sutyanto
mengatakan, jika dilihat dari aset yang dimiliki VIVA, harga patokan
tersebut terlalu mahal. Pasalnya, hingga saat ini aset VIVA terhitung
hanya Rp 2,9 triliun.
4. Harta Hary Tanoe semakin banyak
Hary Tanoe yang kini masuk dalam peringkat ke 29 pada 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes akan semakin kaya.
Dengan harta USD 1,04 miliar (Rp 9,9 triliun), bukan tidak mungkin
akan semakin bertambah jika VIVA bergabung dalam jajaran media
kepunyaannya.
Tahun lalu saja, pendapatan MNC mengalami kenaikan sebesar 13 persen
menjadi Rp 6,09 triliun. Sementara VIVA berhasil meraup pendapatan
sebesar Rp 1,2 triliun tahun lalu.
Hal itu belum dihitung dari pendapatan hak siar Piala Dunia 2014
nanti. Tentu saja keuntungan televisi merah tersebut akan berlipat.
5. Kerugian untuk Bakrie
Jika memang VIVA dijual, maka akan menjadi kerugian untuk
Bakrie. Analis dari Trust Securites, Reza Priyambada mengatakan Bakrie
yang akan merugi jika melepas VIVA.
"Soalnya dari sekian banyak perusahaan Bakrie, VIVA yang mencatatkan keuntungan tinggi," ujar dia.
Hingga kuartal ketiga tahun lalu, laba VIVA tercatat naik lebih dari 300 persen menjadi Rp 85,26 miliar.
Source: Merdeka.com