MargoyosoUpdate.com -
Banyaknya materi tak layak ajar yang lolos dalam buku panduan belajar
siswa akhir-akhir ini mendorong pemikiran untuk merombak total
kurikulum pendidikan 2013 yang akan diterapkan. Salah satunya dengan
memasukkan materi moralitas agama yang diadopsi dari materi pelajaran di
pendidikan pondok pesantren.
Wakil Menteri Agama Nasarudin Umar dalam simposium pesantren dan
pendidikan karakter bangsa di Sekolah Tinggi Staimafa Pati belum lama
ini menyampaikan urgensi mengadopsi materi ajar pondok pesantren ke
dalam kurikulum pendidikan nasional, diantaranya yakni pendidikan
perilaku dan moralitas agama.
Menurut Wamen, banyaknya materi tak layak ajar seperti pornografi dan
kekerasan yang lolos dalam buku panduan belajar siswa adalah indikasi
terjadinya pergeseran nilai-nilai yang ditanamkan pada siswa. Salah
satunya seperti yang ditemukan dalam buku lembar kerja siswa sekolah
dasar di Kudus, belum lama ini. Jika hal ini dibiarkan, akan semakin
banyak nilai-nilai tak layak ajar yang lolos dalam buku ajar siswa
sehingga berdampak pada pola pikir dan perilaku anak didik. Untuk itu
diperlukan upaya terobosan untuk merombak total kurikulum pendidikan
dan mengadopsi nilai-nilai asli bangsa, salah satunya nilai-nilai yang
hidup dan berkembang di pondok pesantren.
Untuk mewujudkan konsep baru tersebut, Kementerian Agama berencana
akan menggandeng kalangan pondok pesantren untuk ikut terlibat dalam
penggodokan kurikulum baru yang disusun kementerian pendidikan. Dengan
pemurnian materi ajar pendidikan siswa, diharapkan dalam jangka panjang
akan menghasilkan anak-anak didik yang tidak hanya cerdas dan terampil
namun juga berakhlak dan budi pekerti luhur. (Hasanuddin - Pati)