Tak
lama ini mahasiswa dari kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus)
membuat kegiatan yang asyik bersama masyarakat pembatik Bakaran.
Kegiatan yang dilakukan sebagai program kreatifitas mahasiswa (PKM)
dengan menggelar pelatihan-pelatihan yang dibiayai oleh DIKTI . Mereka
melirik batik bakaran untuk dijadikan obyek kreatifitas mahasiswa karena
melihat batik bakaran yang masih asli dan tradisional.
Unik
sebagai koordinator tim dari Udinus menggandeng bersama komunitas batik
Juwana untuk memberikan pelatihan terkait dengan peningkatan
profesionalitas dalam membatik. Namun yang menjadi proiritasnya adalah
ibu-ibu rumah tangga yang memang belum mau memanfaatkan batik yang
peluangnya saat ini semakin lebar. Menurutnya, dengan kegiatan ini
masyarakat bisa melihat bahwa batik ternyata bisa menjadi penghasilan
dalam keluarga.
“Harapan kami dari pelatihan ini adalah melatih para ibu-ibu rumah tangga yang belum mempunyai
pekerjaan supaya mendapat ketrampilan baru agar mereka dapat menambah
pendapatan keluarga. Lalu pengrajin di tingkat masyarakat dapat lebih
mendalami Batik Tulis sehingga bisa berhasil dan tetap eksis serta dapat
meningkatkan pendapatan pengrajin kecil dan tentu harus dibantu dalam
hal pemasarannya. Dan yang paling utama tujuan dari pelatihan ini adalah
menjadikan ibu-ibu rumah tangga yang mandiri bahkan dapat membantu
pendapatan keluarganya. Untuk itu,perhatian dari pemerintah desa dan
pemerintah kota untuk mengadakan pelatihan-pelatihan ketrampilan seperti
ini bagi ibu-ibu rumah tangga agar ibu-ibu rumah tangga mendapat
ketrampilan-ketrampilan yang baru”, jelas Unik.

Pelatihan-pelatihan
yang digelar dibalai desa Bakaran Wetan diberi tema "i love batik"
yakni dengan menanamkan rasa cinta terhadap batik dan memberi pengajaran
teknik-teknik membatik mulai dari pencantingan, pewarnaan, perawatan
dst., yang efektif dan efisien walau masih menggunakan teknik
tradisional. Selain itu juga menekankan pada kualitas batik mulai dari
bahannya dan tingkat kerajinannya.
Herutomo
salah satu tim pelatih dari komunitas batik Juwana mengatakan, bahwa
dengan kerjasama antara masyarakat dan kalangan akademisi mempunyai
dampak positif yang besar. Masyarakat yang memang bertempat didesa dan
pengetahuan yang masih tradisionil akan mengalami perubahan pola pikir
setelah ada kontak dan pengetahuan-pengetahuan baru.
“Masyarakat
sangat antusias sekali setiap kali ada program yang diadakan dari
kalangan akademisi, karena keduanya saling mengisi antara teori dan
praktik. Dan disini juga saya sama-sama belajar”, tuturnya. - yuwanamu (irham) -