








AGENDA ACARA DI MARGOYOSO
Total Pengunjung

INSTANSI SEKITAR MARGOYOSO
Alamat Redaksi
![]() | |||||||
| |||||||
![]() ![]() |
Subscribe me
|
Selasa, 18 Maret, 2025 |
Apa resolusi Anda di tahun 2013?
Berhenti Merokok
0%

Hidup Sehat
0%

Investasi (Reksadana / Rumah / Mobil)
0%

Belajar Keahlian Baru
0%

Liburan
0%

Menabung
0%

Mengurangi berat badan
0%

Mengubah penampilan
0%

Memiliki pasangan
0%

Pekerjaan Baru atau Membuka Usaha
0%

FP Margoyoso Update
World View
VIDEO World View

Jan142013
undefined
Anonymous
Video Penampakan Hantu di Iklan AQUA
Baru-baru ini Youtuber dan pemirsa televisi kembali di kagetkan dengan sebuah penampakan wajah misterius di iklan Aqua. Pena..

Jan072013
undefined
Anonymous
Heboh! Grup Band Robot Mainkan Musik Metal
MargoyosoUpdate.com - Perkembangan robot memang fenomenal, mulai dari sekedar mampu berjalan hingga menemani astronot ke luar ..
FILOSOFI BATIK BAKARAN JUWANA
Posted by: Unknown Posted date: 21.39.00 / comment : 0
Batik
bukan sekedar kain semata yang tergambar motif. Namun ada kandungan
makna yang tinggi dibalik itu semua. Cara membuatnya pun tidak hanya
sekedar membuat. Seperti halnya cerita batik tulis Juwana. Menurut
cerita, dulu pembatik di Juwana ini sebelum membuat motif melakukan
ritualan dulu, ada yang puasa, ada yang 'semedi' dan lain sebagainya
sehingga menemukan sebuah gambaran motif. Ini di antara beberapa motif
klasik Batik Tulis Bakaran Juwana yang sekarang masik eksis di akhir
kerajaan Majapahit hingga sekarang, dan sebagian sudah ada yang
didaftarkan ke Ditjen HAKI.
Beberapa
motif batik yang ditinggalkan nenek moyang, dan berikut cerita makna
yang terkandung. Cerita ini di gali dari berbagai sumber dan cerita
rakyat setempat :
1.Gandrung
Motif
ini dalam cerita belum sempurna, karena dalam menggaris-garis kedatangan
sang kekasih. Diyakini bahwa motif ini asli dari sang Nyi Ageng nenek
moyang batik Juwana yang saat itu sedang mempunyai rasa rindu keluarga
dan sang kekasih. Motif gandrung ini cocok dipakai anak muda dan gadis
atau yang sedang mempunyai rasa cinta dan rindu sebagai simbul rasa
kerinduannya.
2. Padas Gempal
Padas
artinya batu karang, gempal artinya gumpalan. Padas gempal artinya
gumpalan batu-batu karang. Istilah padas gempal adalah istilah pesisir
motifnya mirip dengan motif Sekar Jagad tapi ada perbedaan bentuk motif.
Bentuk motifnya berbeda-beda hampir-hampir semua motif nusantara
tertuang dalam padas gempal. Hal ini menunjukkan sebuah keragaman yang
ada yang patut untuk dikembangkan dan di jaga. Salah satu pesan yang
disampaikan adalah bentuk pluralitas yang harus dikembangkan dan dijaga.
Motif ini dipakai oleh orang-orang tua.
3. Liris
Liris atau bisa disebut udan liris mengandung makna hujan rintik-rintik, motif ini biasa dipakai kaum remaja. Motif udan
liris mengajarkan kepada kita generasi penerus bangsa untuk tetap
istiqomah dalam menjalankan ikhtiar mencari rejeki. Halangan dan
rintangan bukan menjadi kendala, tetapi justru sebaliknya bisa
menjadikan pemicu untuk mencapai hasil yang jauh lebih baik.
4. Manggaran
Berasal
dari kata manggar atau bunga kelapa. Kelapa adalah salah satu tumbuhan
yang bisa hidup dimana saja, dan semua apa yang ada pada kelapa
bermanfaat tidak terbuang sia-sia. Mengandung ajaran supaya hidup bisa
seperti kelapa, selalu bermanfaat kepada siapa saja dan bisa hidup
dimana saja cepat beradaptasi. Motif ini untuk pakaian bebas.
5. Blebak Lung
Blebak
(latar putih dengan pecahan / retakan warna soga). Lung artinya pohon
ubi jalar. Mengandung arti tak putus-putusnya. Harapannya adalah
mendapatkan rizki yang tak putus-putus. Dipakai untuk kalangan bebas
usia dan acara umum.
6. Blebak Urang (blebak iwak)
Menggambarkan
habitat udang. Masyarakat Juwana yang merupakan masyarakat pantai
penghasil ikan. Disimbolkan urang (udang) karena masyarakat juwana
banyak yang menjadi petani tambak yang memelihara udang, ikan bandeng
dsb. Selain itu menunjukkan sebagai sumber penghasilannya dan sumber
penghidupan masyarakat pesisir Juwana.
7. Blebak kopik
Kopik
dalam bahasa Jawa artinya kartu. Dalam kartu ada sesuatu yang
dirahasikan. Hal ini menyangkut sebuah siasat/ strategi untuk menjadi
yang terbaik/ yang terdepan.
8. Sido Mukti,
Sido artinya menjadi, mukti artinya mulia atau terhormat. Motif ini
juga untuk upacara manten yang khusus dipakai mempelai berdua, artinya
kelak nanti menjadi orang-orang yang mulia dan bermanfaat. Motif Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan (sepasang).Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti
berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. jadi dapat
disimpulkan motif ini melambangkan harapan akan masa depan yang baik,
penuh kebahagiaan unuk kedua mempelai.
9. Rawan
Rawan
dari kata rowo, digambarkan sebagai ombak rawa bersama tumbuhan. Motif
ini biasa dipakai oleh orang-orang yang sudah punya anak
10. Sido Rukun
Sido
maknanya menjadi, rukun maknanya damai. Artinya menjadi damai. Motif ini
dipakai untuk kedua manten setelah sepasar/ 5 hari setelah upacara
pernikahan.
11. Kopi pecah
Menggambarkan sebuah kopi yang terkelupas. Motif ini dipakai untuk pakaian bebas.
12. Truntum
Dimaknai
sebagi tuntunan atau contoh (teladan). Motif ini biasa dipakai kepada
kedua orang tua mempelai pada aupacara pernikahan.
13. Limaran, Limaran dari kata samaran atau samar-samar
14. Kedele kecer
Menggambarkan
kedele yang tercecer dari tempatnya. Simbol dari kesejahteraan
masyaraakat. Mendapatkan rizki yang melimpah. Berharap yang memakai ini
nanti mendapatkan rizki yang banyak. Dipakai oleh semua umur.
15. Gringsing
Gringsing
adalah motif sisik ikan. Merupakan hiasan sisik-sisik ikan. Pada
Gringsing ini motifnya semua berisi atau penuh, tidak ada bagian kain
yang kosong. Simbol dari sebuah keindahan dan ketelitian oleh masyarakat
pantai pesisir.
16. Nam Tikar
Menggambarkan
anyaman tikar. Menggambarkan sebuah aktifitas orang kampung yang
penghidupannya dari kerajinan. Menunjukkan sebuah kreatifitas dan selalu
telaten, sabar.
17. Ungker Cantel
Motif ini menggambarkan untaian mata kail yang saling berkaitan satu sama lain (gotong royong) dipakai untuk pakaian bebas.
18. Bregat ireng
Bregat artinya pohon besar, ireng artinya keadaan gelap (suasana sedih). Motif ini khusus dipakai saat lelayu/ takjiyah
19. Satrio, Sarung
Satriyo (latar ukel romo) Pola Satriya Wibawa, dipakai oleh calon
pengantin pria pada saat upacara midodareni malam sebelum akad nikah
esok harinya. Sebagai serah terima kedua mempelai pengantin, pengantin
putri memberikan sarung satriokepada pengantin laki-laki. Harapan yang
terkandung adalah agar kelak menjadi suami yang berwibawa dan pelindung
yang penuh tanggung jawab. Menjadi suami yang kesatria.
20. Kawung.
Bentuk dasarnya adalah oval yang hampir menyentuh satu sama lain secara
simetris . Kawung (buah aren) sebagai penghasil gula yang menyimbulkan
rasa manis, memiliki filosofi keagungan dan kebijaksanaan yang tinggi.
Pohon yang lurus tanpa cabang menyimbolkan kejujuran dan kedisiplinan.
21. Magel Ati , Motif ini kotak-kotak simetris dan ditengahnya ada cecekan silang.
Bentuk cecekan silang merupakan simbol dari hal yang salah, artinya ada sebuah gejala sosial yang salah kaprah pada saat itu, tapi masih di Ugemi oleh masyarakat. Hal ini bentuk pengingatan sang nenek moyang (pembatik) dalam mensikapi persoalan sosial.
Bentuk motif kotak,/ ter·ko·tak-ko·tak terbagi-bagi; terpisah-pisah; terpecah-pecah mengandung sebuah maksud : kaum muda hendaknya jangan berjuang secara terpecah-pecah, sebab hasilnya tidak baik. Me·ngo·tak-ngo·tak·kan membuat batas-batas lingkungan sehingga yg satu dengan yang lain terpisah; memecah-belah (golongan, kelompok, dsb)
Magel Ati (megelke ati),: (menyakitkan hati), (hati merasa kesal) ini secara bahasa maksud dari nama motif ini.
menggambarkan sebuah sikap tidak suka terhadap sebuah persoalan pada saat itu. Motif ini tidak diketahui kapan diciptakan. Yang jelas sudah turun temurun dari nenek moyang.
Bentuk motif kotak,/ ter·ko·tak-ko·tak terbagi-bagi; terpisah-pisah; terpecah-pecah mengandung sebuah maksud : kaum muda hendaknya jangan berjuang secara terpecah-pecah, sebab hasilnya tidak baik. Me·ngo·tak-ngo·tak·kan membuat batas-batas lingkungan sehingga yg satu dengan yang lain terpisah; memecah-belah (golongan, kelompok, dsb)
Magel Ati (megelke ati),: (menyakitkan hati), (hati merasa kesal) ini secara bahasa maksud dari nama motif ini.
menggambarkan sebuah sikap tidak suka terhadap sebuah persoalan pada saat itu. Motif ini tidak diketahui kapan diciptakan. Yang jelas sudah turun temurun dari nenek moyang.
22. Merak Ngigel, Motif
ini bagian dari motif binatang. Motif-motif pesisiran yang berbentuk
flora dan fauna menyimbolkan perasaan atau ketertarikan tertentu dari
pendesainya. Motif batik ini menggambarkan seekor burung merak yang
sedang mengembangkan ekornya secara penuh untuk menunjukkan
keindahannya. Pola ini terinspirasi perilaku burung merak ketika menarik
pasangannya. Motif ini menyimbulkan keinndahan, dan semangat menggapai
tujuan. Motif utama menggambarkan burung merak yang sedang termangu atau
termenung karena sendirian. Motif ini melambangkan proses permenungan
atau hakikat keindahan.
23. Ladrang, Motif
ini adalah dengan pola parang yang lebih halus dengan ukuran yang lebih
kecil dan mengandung citra feminism. Ladrang ini menyimbulkan kelemah
lembutan, perilaku halus dan bijaksana.
24. Motif Onto Bugo (Nogo)
Naga
adalah simbul dari sebuah power besar/ kekuatan dan kekuasaan. Naga
simbol sebagai binatang yang paling kuat. Naga atau Lung melambangkan
kekuatan, kebaikan, keberanian, pendirian teguh. Naga juga merupakan
lambang kewaspadaan dan keamanan. Dari semua makhluk mitologi China,
Naga merupakan makhluk yang tertinggi dan menjadi raja semua hewan di
alam semesta.
25. Gunung-gunungan Pemahaman
sederhana gunung-gungungan adalah sebuah gunung tapi tidak seperti
gambar gunung yang sebenarnya, karena hanya mengambil simbol. Batik
klasik ini dengan corak hitam, putih dan cokelat merupakan asli motif
Juwana. Masyarakat pembatik menamainya motif gunung-gunungan. Gambarnya
lereng dari bawah ke atas. Komponen motifnya terdiri dari kembang sulur,
ada burung, ungker, cecek (penghuni gunung).
Motif
gunungan ini mengandung filosofi kehidupan yang dalam. Dengan mengambil
simbol sebuah gunung melambangkan sebuah kebesaran. Gunung yang
merupakan bagian makhluk Tuhan yang mempunyai manfaat besar dalam
kehidupan manusia. Gunung menggambarkan keaadaan yang tenang dan sejuk.
Terkadang orang yang sering mengunjungi gunung tingkat kesadarannya
akan menghargai dan memelihara alam lebih tinggi di banding mereka yang
tinggal di gemerlapnya dunia kota. Puncak gunung adalah tujuan para
pendaki. Puncak gunung ini di gambarkan sebuah fokus yang harus dicapai.
Dan setelah mencapainya akan merasa terkagum atas keindahannya. Hal itu
mengingatkan pada kita semua bahwa untuk mencapai ke puncak itu
membutuhkan perjuangan yang hebat dan beberapa pengorbanan, usaha dan
tekad yang kuat. Gunung bisa mengilhami kepada dia yang mengunjunginya.
Gunung berbentuk besar dan menjulang tinggi. Hal itu juga menyiratkan
kita sebuah keinginan luhur. Semua orang pasti menginginkan kehidupannya
terus menanjak seperti gunung. Namun untuk mencapai itu semua
memerlukan usaha yang keras dan sungguh. (Irham Yuwanamu)
About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
Related
Latest
Pasar Tayu Kabupaten Pati Kebakaran
29 Jan 2015 undefinedHit Single Reza Vortuna “Bayangmu Menghantuiku” Gebrak Musik Indie Pati
25 Jun 2013 undefinedJOB FAIR PATI "JOB FAIR MINA TANI 2"
24 Jun 2013 undefined