|
(Pati, Kota) -
Kekeringan dan krisis air diwilayah Pati, terus meluas dari 11 kecamatan
menjadi 12 kecamatan. Terakhir daerah yang terlanda krisis air bersih, 6
desa di kecamatan Margorejo.
Desa-desa yang mengalami krisis
air, akibat kemarau panjang itu, berada di kecamatan Batangan, Gabus,
Margorejo, Pucakwangi, Kayen, Winong, Jaken, Jakenan, Sukolilo,
Wedarijaksa, Pati, dan Tambakromo.
Menurut Kasi Perlindungan Masyarakat pada Kantor Kesbangpolinmas Pati,
Heru Susanto, hingga 15 September mendatang, Pemkab Pati telah
mengalokasikan 738 tangki air bersih untuk membantu warga di desa-desa
yang terlanda krisis air.
“Hingga saat ini dikategorikan meluas.
Dari yang kemarin 11 kecamatan di 86 desa, sekarang menjadi 92 desa di
12 kecamatan. Upaya-upaya yang dilakukan berkoordinasi dengan SKPD lain,
karena alokasi untuk bantuan air bersih sudah tidak ada, sehingga kita
upayakan melalui dana siap pakai BPBD Provinsi Jawa Tengah,” jelasnya.
Hanya
saja, untuk dapat mencairkan dana tersebut, masih menunggu surat
pernyataan Bupati Pati tentang kerawanan bencana kekeringan. Selain itu,
keterbatasan armada pengangkut air bersih, menjadi kendala untuk
penyaluran bantuan air bersih ke desa-desa.
Dalam beberapa pekan
terakhir ini, warga Pati yang mengalami krisis air bersih, untuk
memasak, mencuci, mandi atau memberi minum ternaknya, warga terpaksa
membeli air dari pedagang air asongan, dengan harga Rp.3ratus hingga
Rp.5ratus per jerigen. Bahkan dibeberapa desa, warganya, warga terpaksa
mengendapkan air keruh yang diambilanya dari kubangan dan sumur yang ada
didekat tempat tinggalnya.(*)
|