MargoyosoUpdate.com -
Kekeringan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Blora. Masyarakat
mulai kesulitan air bersih, sehingga harus rela berjalan menempuh jarak
jauh untuk sekedar mendapatkan air. Tak hanya itu, sejumlah petani sewa
lahan juga dipusingkan oleh kekeringan sebab mereka harus menanggung
kerugian karena tanah yang disewa tak produktif.
Dampak musim kemarau mulai terasa di beberapa daerah di Kabupaten
Blora. Di Desa Sonorejo, Kecamatan Blora Kota, warga mulai kekurangan
pasokan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari hari. Sumur-sumur warga
hanya menyisakan sedikit air, sehingga tak mencukupi.
Untuk mengatasi menipisnya stok air, warga terpaksa harus berburu air
bersih hingga ke desa seberang. Seperti yang dilakukan Nenek Karni,
yang sudah sejak 3 hari lalu harus berjalan lebih dari 1 kilometer demi
mendapatkan air bersih untuk kebutuhan minum, memasak serta kebutuhan
lain.
Untuk mendapatkan air, Nenek Karni harus berjalan menyusuri pematang
sawah dengan menggendong air di tempayan miliknya. Dengan usianya yang
sudah menginjak 80 tahun, hal tersebut tentu sangat berat namun tetap
dilakukan karena kekurangan air.
Tak hanya dipusingkan dengan sulitnya mendapatkan air bersih, para
petani di Desa Sonorejo pun turut dipusingkan dengan mengeringanya sumur
sawah. Mereka tak lagi punya pilihan selain hanya membiarkan lahannya
tanpa tanaman. Padahal rata-rata para petani tersebut adalah petani sewa
lahan yang harus membayar uang sewa sebelum mengolah lahan. Jika tak
produktif tentu mereka merugi. Warga berharap segera ada bantuan
pemerintah untuk droping air. (Nur Soli - Blora)